Penyerangan Batavia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan era Napoleon | |||||||
Lukisan karya Thomas Whitcombe yang menggambarkan pelabuhan Batavia pada tahun 1806. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Britania Raya | Kerajaan Belanda | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Laksamana Sir Edward Pellew | Laksamana Hartsink | ||||||
Kekuatan | |||||||
Empat kapal tiang, dua fregat, dan satu kapal brig | Fregat Phoenix, delapan kapal kecil, dan dukungan persenjataan di pantai | ||||||
Korban | |||||||
Satu tewas, empat terluka | Tidak diketahui, Phoenix, tujuh kapal kecil, dan 20 kapal dagang hancur. Satu kapal brig dan dua kapal dagang disita oleh Britania. |
Penyerangan Batavia pada tanggal 27 November 1806 merupakan upaya Angkatan Laut Britania Raya dalam menghancurkan skuadron Belanda di Jawa, Hindia Belanda, yang menjadi ancaman bagi aktivitas pelayaran Britania di Selat Malaka. Armada Britania yang dikomandoi oleh Laksamana Sir Edward Pellew memimpin pelayaran empat kapal tiang, dua fregat, dan satu kapal brig menuju Batavia (kini Jakarta) untuk menyerang armada Belanda yang terdiri dari sejumlah kapal tiang dan beberapa kapal yang lebih kecil. Namun, kapal-kapal besar Belanda telah berlayar menuju Gresik satu bulan sebelumnya, dan pasukan Britania hanya menemukan fregat Phoenix dan beberapa kapal kecil yang sedang merapat di pelabuhan. Semua kru kapal tersebut memilih untuk melarikan diri daripada harus berurusan dengan pasukan Pellew. Kapal-kapal yang ditinggalkan kemudian dibakar, dan Pellew, yang tidak menyadari keberadaan armada Belanda di Gresik, kembali ke markasnya di Madras pada musim dingin.
Serangan ini adalah serangan ketiga dalam serangkaian aksi yang bertujuan untuk melumpuhkan armada Belanda, yang menjadi ancaman besar bagi aktivitas perdagangan Britania di Selat Malaka. Dalam peristiwa Aksi 26 Juli 1806 dan Aksi 18 Oktober 1806, fregat Britania dikirim untuk melakukan pengintaian di Laut Jawa dan berhasil menyita dua fregat Belanda dan beberapa kapal lainnya. Serangan ini memperlemah posisi Batavia sebagai pangkalan utama armada Belanda, tetapi armada Belanda berhasil memindahkan markasnya ke Gresik sebelum serangan Britania. Pellew kemudian memimpin serangan kedua pada tahun berikutnya untuk menyelesaikan misinya. Tiga tahun kemudian, setelah Prancis terusir dari bagian barat Samudra Hindia, pasukan Britania memiliki cukup kekuatan untuk memerangi Belanda, yang secara efektif mengakhiri perang di Hindia Timur.